Suka Duka Memelihara Kaktus dan Sukulen |
Suka Duka Memelihara Kaktus dan Sukulen - Mencintai sesuatu pasti tidak selalu persoalan suka. Kadang duka pun menjadi faktor penting dalam proses menjadi lebih baik. Tergantung dari cara kita bersikap dan mengambil langkah selanjutnya. Kegiatan apapun pasti memiliki suka dan duka. Termasuk memelihara kaktus dan sukulen.
Setelah hampir 3 tahun menekuni dunia kaktus dan sukulen, sudah banyak hal yang saya alami. Mulai dari yang happy sampai menyedihkan. Namun hal ini malah menjadi lecutan semangat untuk tidak mengalami kegagalan lagi. Mulai dari bertanya kepada senior-senior di grup Indonesian Cactus, grup Bali Cactus and Succulent Community dan menonton beberapa tutorial mengenai kaktus di youtube. Mulai dari perawatan, pengembang biakan, grafting sampai model-model green house saya pelajari dari youtube. Menjadi asik lagi apabila banyak teman-teman untuk saling sharing mengenai pengalaman masing-masing.
Kebanyakan duka para penghobi kaktus dan sukulen adalah kebusukan. Saya pun pernah mengalami kebusukan. Kaktus dan sukulen diketahui sebagai tanaman yang sangat sensitif terhadap kelebihan air. Karena pada habitat aslinya, kaktus dan sukulen hanya memerlukan sedikit air. Kebusukan juga bisa disebabkan lingkungan kaktus yang lembab. Terutama sukulen jenis Echeveria yang mudah sekali mengalami kebusukan.
Selain kebusukan, kaktus dan sukulen pun memiliki hama. Kutu batok adalah musuh utama bagi saya. Karena dapat merusak pertumbuhan kaktus dan sukulen. Khusus pada sukulen, kutu batok dapat menyebabkan tidak optimalnya pertumbuhan daun baru. Pada akhirnya sukulen menjadi kurus dan daunnya mengecil. Sedangkan pada kaktus, akan menyisakan bekas apabila kutu menempel dalam waktu yang lama dan tidak segera dihilangkan. Kaktus pun bisa menjadi menciut dan akhirnya mati jika terus digerogoti oleh kutu batok.
Duka yang sama hampir pernah dirasakan oleh semua penghobi kaktus dan sukulen. Walaupun seseorang sudah lama menekuni kaktus dan sukulen, apabila tidak melakukan trial untuk menangani "duka", maka "suka" pun akan menjauh. Disinilah akan terjadi seleksi alam bagi penghobi kaktus dan sukulen. Antara lanjut dan berbenah atau putus asa dan meninggalkan hobby ini.
Setelah mengalami banyak duka, akhirnya pun saya berbenah dan mulai menemukan "suka" dalam dunia kaktus dan sukulen. Dengan melakukan banyak trial and error dalam memelihara kaktus dan sukulen, sekarang sukulen saya menjadi lebih baik dan tumbuh dengan sehat. Sampai akhirnya mulai masuk ke sektor perbanyakan untuk kaktus. Dengan cara grafting anakan kaktus. Sukulen pun sudah mulai menunjukkan sedikit hasil dari leaf propagation.
Suka yang paling berkesan adalah mulai munculnya bunga dari beberapa koleksi kaktus saya. Berkat Green House ala kadarnya, pertumbuhan kaktus saya menjadi lengkap dengan munculnya bunga. Terutama jenis Astrophytum myriostigma yang paling sering muncul bunga. Dengan begini saya bisa lanjutkan level saya ke Hand Pollination. Hand Pollination adalah kegiatan mempertemukan serbuk sari dengan kepala putik. Dengan kata lain adalah mengkawinkan bunga dengan harapan menjadi buah. Dari buah ini akan muncul biji yang dapat disemai agar mendapatkan kaktus baru.
Bunga Astrophytum myriostigma quadricostatum |
Bunga Astrophytum myriostigma nudum |
Astrophytum myriostigma nudum |
Parodia sp |
Semakin dalam menekuni dunia kaktus dan sukulen, makin banyak pengalaman yang saya dapat. Pengalaman duka akan bisa kita rubah menjadi suka dengan keyakinan dan berusaha untuk menemukan solusi dari suatu masalah. Bagaimana kita bisa melakukannya? Tentu jawabannya ada pada diri sendiri.
No comments:
Post a Comment